BETON
Bahan-bahan penyusun beton merupakan faktor yang sangat penting untuk menghasilkan bangunan yang kita inginkan dan sesuai dengan yang direncanakan. Bahan campuran beton tersebut terlebih dahulu di campur mengunakan perencanaan campuran dari beton. Perencanaan campuran beton (mix desain)adalah suatu cara untuk menentukan perbandingan bahan-bahan campurannya sedemikian, sehingga untuk keadaan-keadaan tertentu dihasilkan beton dengan sifat-sifat yang disyaratkan dan dengan meminimalkan biaya yang dibutuhkan. Dalam biaya tersebut sudah termasuk ongkos perencanaan campuran betonnya, seperti pengadukan, pengecorannya serta pengawasaannya di tempat pengerjaan.
Beton
dapat diklasifikasikan berdasarkan berat jenisnya dan menurut kelasnya.
Berdasarkan jenis beratnya beton dibedakan menjadi beton ringan, beton
sedang, dan beton berat. Dan berdasarkan kelasnya beton terdiri dari
beton kelas I, beton kelas II, dan beton kelas III. Mutu beton kelas III
dinyatakan dengan huruf K(sesuai PBI ’71) dan fc’(sesuai SNI ’91),
dengan angka di belakangnya menyatakan kekuatan karakteristiknya.
Ditinjau dari pemakaiannya secara umum beton dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: Beton Konstruksi massa,
beton konstruksi bentuk, dan beton konstruksi jalan. Sedangkan
berdasarkan teknik pembuatannya, beton dibedakan menjadi: betn biasa
yang terdiri dari 2 jenis yaitu beton siap pakai dan beton yang dibuat
di lapangan, beton pracetak dan beton pra tegang.
Beton disusun oleh tiga komponen utama, yakni semen, air dan agregat. Dan jika diperlukan akan ditambahkan bahan pembantu (admixture)
untuk merubah sifat-sifat tertentu dari beton tersebut. Sifat-sifat
beton dalam keadaan masih segar dan setelah mengeras dapat
memperlihatkan perbedaan yang cukup besar. Tergantung pada jenis, mutu
serta perbandingan-perbandingan dari bahan-bahan campuran yang
digunakan.
Beton dapat diklasifikasikan berdasarkan berat jenisnya dan menurut
kelasnya. Berdasarkan berat jenisnya beton dibedakan menjadi beton
ringan, beton sedang dan beton berat. Dan berdasarkan kelas betonnya
dibedakan menjadi beton kelas I, kelas II dan beton kelas III. Beton
kelas III dinyatakan dengan K dimana angka dibelakangnya menyatakan
kekuatan karakteristiknya.
Klasifikasi Beton berdasarkan berat jenisnya dan kelasnya :
Kelas
|
Mutu
|
’bk
Kg/cm2
|
Kg/cm,dgs
46
|
Tujuan
|
Pengawasan Terhadap
| |
Mutu agregat
|
Kekuatan agregat
| |||||
I
|
B0
|
-
|
-
|
Non Struktural
|
Ringan
|
Tanpa
|
II
|
B1
K125
K175
K225
|
-
125
175
225
|
-
200
250
300
|
Struktural
Struktural
Struktural
Struktural
|
Sedang
Ketat
Ketat
ketat
|
Tanpa
Kontiniu
Kontiniu
Kontiniu
|
III
|
K>225
|
>225
|
>300
|
Struktural
|
Ketat
|
Kontiniu
|
a. Menurut kekasarannya, yaitu:
1). Beton segar : masih dapat dikerjakan
2). Beton hijau : beton yang baru saja dituangkan dan segera harus dipadatkan.
3). Beton muda : 3 hari < 28 hari
4). Beton keras : umur >28 hari
b. Menurut berat jenis
1). Beton ringan : BJ < 2 t/m3
2). Beton sedang : BJ 2 – 2,9 t/m3
3). Beton berat : BJ > 2,8 t/m3
c. Menurut cara pengecoran
1). Cara Setempat (Insitu) : tidak dipindahkan/tetap disitu.
2). Cara Eksitu ditempat : tidak langsung pada fungsi (dibuat ditempat lain).
3). Pabrikasi/pracetak : dirancang, dicetak, dibuat pabrik.
4). Beton siap pakai : beton dirancang khusus dengan mutu berat dengan suhu tinggi.
d. Menurut PBI tahun 1971, beton dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
1). Beton kelas I : beton untuk pekerjaan-pekerjaan non-struktural.
2). Beton kelas II : beton pekerjaan-pekerjaan structural secara umum.
3). Beton
kelas III : beton untuk pekerjaan structural dimana dipakai mutu
beton dengan kuat desak karakteristik yang lebih tinggi dari 225 kg/cm2. Yang dimaksudkan dengan kuat tekan karakteristik, adalah kuat tekan dimana dari sejumlah besar pemeriksaan benda-benda uji kemungkinan adanya kuat desak yang kurang dari kuat desak itu terbatas sampai 5%.
stk = sbm – 1,64 S
stk = kuat desak karakteristik
sbm = kuat desak beton rata-rata
S = standar deviasi
0 komentar: