Pengelompokan Beton berdasarkan beberapa instansi dan peraturan yang ada

19.07 0 Comments

Pengelompokan Beton
berdasarkan beberapa instansi dan peraturan yang ada


Pengelompokan beton pada dasarnya berkembang dari waktu ke waktu, dan menyesuaikan pula dengan kebutuhan di tiap negara atau instansi yang berkepentingan.
Di Indonesia pada umumnya pengelompokan dan peraturan beton mengikuti standar yang berlaku di Amerika Serikat (ACI)

Pada umumnya pengelompokan beton terbagi atas beberapa kategori :
  • berat satuan
  • mutu/kekuatan karakteristik (umumnya kuat tekan)
  • pembuatan
  • lingkungan layan
  • tegangan pra-layan
  • dsb

Berdasar kuat tekan karakteristik
(PBI 1971 N.I.-2 )
dari benda uji kubus (15 cm x 15 cm x 15 cm)



Tabel 4.2.1 - Kelas dan Mutu Beton
klik pada tabel untuk memperbesar
Berdasar berat satuan
(SNI 03-2847-2002)
  • Beton ringan   :  berat satuan < 1.900 kg/m³
  • Beton normal  :  berat satuan 2.200 kg/m³ – 2.500 kg/m³
  • Beton berat     :  berat satuan > 2.500 kg/m³

SNI tidak menggolongkan beton berat, namun pada umumnya beton dengan berat satuan di atas 2.500 kg/m³ dikategorikan beton berat, walaupun ada yang menerapkan nilai 3.200 kg/m³ sebagai batas bawah beton berat

Beton yang berat satuannya berada di antara kategori di atas pada umumnya tidak efektif perbandingan berat sendiri dan kekuatannya, walaupun tidak ada larangan untuk membuat beton dengan berat satuan di antara 1.900 kg/m³ - 2.200 kg/m³


Berdasarkan kuat tekan
(SNI 03-6468-2000, ACI 318, ACI 363R-92)

dari benda uji silinder (dia. 15 cm, tinggi 30 cm)
  • Beton mutu rendah  (low strength concrete)          : fc’  < 20 MPa
  • Beton mutu sedang (medium strength concrete)  : fc’  = 21 MPa – 40 MPa
  • Beton mutu tinggi (high strength concrete)             :  fc’  > 41 MPa

Berdasar Pembuatan

Dari cara pembuatannya, beton pada umumnya dikelompokkan :
  • Beton cast in-situ, yaitu beton yang dicor di tempat, dengan cetakan atau acuan yang dipasang di lokasi elemen struktur pada bangunan atau gedung atau infrastruktur
  • Beton pre-cast, yaitu beton yang dicor di lokasi pabrikasi khusus, dan kemudian diangkut dan dirangkai untuk dipasang di lokasi elemen struktur pada bangunan atau gedung atau infrastruktur
Berdasarkan Departemen PU
(Puslitbang Prasarana Transportasi,  Divisi 7 - 2005)


klik pada tabel untuk memperbesar

Berdasarkan Lingkungan


Beton di lingkungan khusus pada umumnya dikelompokkan berdasarkan kondisi yang mengancam ketahanan konstruksi beton bertulang :
  • beton di lingkungan korosif, karena pengaruh sulfat, klorida, garam alkali, dsb
  • beton di lingkungan basah non korosif
  • beton di lingkungan yang terpapar cuaca
  • beton di lingkungan yang terlindung dari cuaca

pada umumnya diperlukan perlakuan, bahan atau persyaratan desain dan pelaksanaan yang khusus untuk lingkungan yang berpotensi mengancam ketahanan atau keawetan konstruksi

Berdasarkan Tegangan Pra-Layan

  • Beton konvensional, adalah beton normal yang tidak mengalami tegangan pra layan
  • Beton pre-stressed, adalah beton yang diberikan tegangan pra-layan pada saat pembuatannya, dengan sistem pre-stressing
  • Beton post- tensioned, adalah beton yang diberikan tegangan pra-layan pada saat pembuatannya, dengan sistem post-tensioning
Pemberian tegangan pra-layan pada umumnya dirancang untuk memberikan gaya berlawanan dengan gaya layan, sehingga pada saat konstruksi beton bertulang tersebut memikul beban, secara praktis mengurangi beban kerja.

Beton jenis atau kelompok ini harus didesain, dilaksanakan dan diawasi oleh Konsultan dan Kontraktor Spesialis yang berpengalaman

Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: